Fenomena Salesperson Meresahkan : Apakah Data Pribadi Terjamin Aman?
Aplikasi mobile adalah salah satu yang dapat digunakan untuk bertransaksi uang dengan mudah melalui smartphone. Untuk menggunakan, pengguna harus memenuhi syarat yang ditentukan aplikasi. Seperti memberikan data yang nantinya untuk didaftarkan dalam aplikasi tersebut.
Dengan adanya aplikasi mobile yang terus bermunculan, perlu adanya salesperson yang dapat menawarkan produknya untuk bisa digunakan dan dikenal masyarakat. Melalui salesperson tersebut, customer dapat dipandu dan dibantu untuk bisa mengakses aplikasi mobile. Tentu dari situ customer memberikan data seperti nomor Whatsapp, email, bahkan NIK kepada salesperson agar lebih mudah dan cepat mendaftarkan akunnya. Memberikan data-data tersebut ternyata dapat disalahgunakan seseorang bahkan disebarkan tanpa persetujuan pemiliknya. Hal tersebut sangat mengganggu karena data-data seperti nomor Whatsapp dan nomor KTP adalah data pribadi.
Gambar 1. Ilustrasi chat dari pihak E-Wallet yang memberikan ketentuan jika ingin bekerja sama
Aplikasi mobile seperti e-wallet kebanyakan memiliki kebijakan untuk kerjasama atau sponsorship dengan syarat-syarat yang ditentukan. Tentu bekerjasama dengan e-wallet tersebut mendapatkan keuntungan. Tetapi di samping itu ada dampak atau penyesalan korban dalam memberikan data untuk mendaftar akun di aplikasi mobile tersebut yang sangat mengganggu. Banyak chat spam dari pihak yang tidak dikenal dan tidak tahu darimana mendapatkan nomor bahkan email korban.
Irsa (21), salah satu korban yang merasa terganggu setelah datanya tersebar. Ia adalah seorang mahasiswa salah satu universitas negeri di Surakarta yang aktif mengikuti kegiatan event kampus. Ia adalah bagian dari divisi sponsor di sebuah event kampus yang bertugas untuk mencari sponsor. Irsa dituntut untuk mencari uang demi mensukseskan event yang akan berlangsung.
Dengan tuntutan itu, terpaksa menjalani kerjasama dengan salah satu aplikasi e-wallet. Dari pihak e-wallet tersebut memberikan ketentuan yaitu jika mendaftarkan user akan mendapatkan uang Rp.25.000 – Rp.30.000 dengan minimal 30 user. Setelah kerjasama itu selesai, irsa sering mengalami gangguan spam dari pihak yang ia tidak kenal. Irsa mengalami spam tersebut melalui email dan nomor Whatsapp.
Awal cerita irsa kenal dengan pihak e-wallet tersebut yaitu melalui salesperson yang pernah bertemu sebelumnya. Salesperson adalah pekerjaan seseorang yang menjual produk, barang, atau layanan kepada pembeli. Orang tersebut menggunakan Teknik penjualan tertentu untuk mencari tahu apa yang diinginkan pembeli. Tetapi tidak sedikit salespersonyang justru meresahkan dan mengganggu dengan cara penjualannya. Salesperson memiliki target yang dicapai untuk mendapatkan customer.
Yerry (35) merupakan seorang salesperson dari salah satu bank swasta di Indonesia. Saat diwawancarai melalui telepon, ia mengaku memiliki target customer yang harus dicapai. Customer yang dimaksud adalah nasabah-nasabah baru yang bersedia membuka rekening baru di bank tempat ia bekerja.
“Target tiap individu (salesperson) itu berbeda-beda. Perbedaannya ditentukan berdasarkan level setiap salesperson. Nah, levelnya itu berdasarkan jangka waktu sudah lama bekerja atau belum,” terang Yerry menjelaskan tingkatan level dan target dalam pekerjaan sehari-harinya. Yerry menambahkan, level tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu new joiner dengan target 3 customer/hari, junior dengan target 5 customer/hari, dan up senior dengan target 8 customer/hari.
“Kalau dalam sehari salesperson tidak memenuhi target (sesuai level), bakal ada evaluasi,” ungkap Yerry. Salespersonyang tidak memenuhi target akan dikatakan sebagai low performance, yaitu ketika kinerja pegawai tidak memenuhi standarisasi keahlian atau skill yang wajib dimiliki pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya di perusahaan tersebut.
Ketakutan akan tidak terpenuhinya target dan dimarahi atasan tentu membuat salesperson harus melakukan segala cara, baik harus memaksa sekalipun. Yerry mengatakan, untuk mencari target, salesperson akan berkeliling pada tempat yang banyak pengunjung. “Biasanya kita pergi ke tempat-tempat ramai, kayak mall, foodcourt, gitu. Lalu calon nasabah kita approach satu satu,” jelas Yerry.
“Biasanya kita cari-cari orang yang muda, ya umur-umur mahasiswa. Soalnya kemungkinan besar mereka belum pernah punya rekening,” tambah Yerry.
Alur sistematika untuk mendaftar akun mobile di tempat Yerry bekerja melewati 4 tahap. Ia mengatakan ada data yang wajib disiapkan yaitu E-KTP asli. Tahap pertama yaitu E-KTP di foto melalui aplikasi mobile dan akan dibaca oleh sistem. Tahap kedua ada rekam selfie, di mana customer berfoto bersama E-KTP yang akan terbaca oleh system apakah nasabah benar-benar pemilik E-KTP tersebut. Tahap ketiga input data nasabah, data tersebut yaitu meliputi nama, nomor handphone, alamat, dll. Lalu tahap terakhir akan ada video call dengan customer service online dari pusat.
Selena, salah satu mahasiswa di Solo, menjelaskan bahwa dirinya kerap didatangi oleh salesperson seperti Yerry ketika sedang makan di luar. Kejadian ini tidak hanya sekali dua kali ia alami. “Sebenernya terganggu, karena kita lagi makan tapi kemudian didatengin orang gak dikenal,” ungkap Selena.
Selena mengungkapkan ia beberapa kali pasrah memberikan data pribadinya kepada salesperson tersebut karena merasa tidak enak. “Saya turuti aja biar cepet pergi,” jelasnya. Ketika ditanya mengenai risiko dan bahaya yang bisa terjadi ketika memberikan data pribadi, Selena mengakui sudah sadar secara penuh.
“Mulai sekarang kalau menemui mbak-mbak sales seperti itu lagi, bikin-bikin alasan aja biar gak diminta bikin rekening,” tuntasnya.
Dengan adanya data-data pribadi yang harus diberikan ketika kita ingin mendaftarkan diri di aplikasi mobile. Kita harus berhati-hati untuk memilih mana aplikasi mobile yang dapat dipercaya untuk melindungi data-data kita. Lebih baik riset terlebih dahulu di Appstore atau playstore atau di aplikasi media lainnya, apakah aplikasi tersebut memiliki penilaian yang baik. Selain itu kita juga harus tetap waspada kepada siapapun agar data-data kita tidak sembarangan disebarkan hingga disalahgunakan.
Jangan dengan mudah memberikan data-data pribadi kita kepada siapapun yang pada akhirnya akan merugikan kita sendiri. Lebih baik jika kita sendiri yang melakukan input data tersebut ke aplikasi mobile.
Comments
Post a Comment