Memangkas Kecanduan Gadget, Bisakah Kita?

Memangkas Kecanduan Gadget, Bisakah Kita?

Penulis: Nabilla Kusnia Hayati dan Anidya Bellashatri

Mungkin tidak sedikit dari kita yang secara tidak sadar telah mengalami rasa kecanduan dengan gadget. Namun, tak jarang pula dari kita yang sangat ingin mengurangi kecanduan tersebut. Lalu bagaimana mengatasi hal tersebut?

Kecanduan bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Apalagi dalam hal ini kecanduan dengan gadget. Dalam teknologi terbarunya, gadget dapat menyediakan segala kebutuhan kita, baik lahir dan batin. Mulai dari barang, jasa, hingga rasa hiburan semata.

Semua yang berlebihan memang akan menjadi hal yang tidak baik pada akhirnya. Di antaranya adalah rasa candu akan kemajuan teknologi pada suatu gadget.

Dopamin sendiri merupakan suatu hormon yang meningkat secara alamiah apabila seseorang menghasilkan rasa kebahagiaan. Pada kasus ini, ketika terjadi perkembangan teknologi secara pesat sehingga memunculkan berbagai fitur dalam suatu gadget seperti keberadaan media sosial, ternyata dapat meningkatkan rasa kebahagiaan seseorang.

Akan tetapi, dopamin yang terlalu tinggi justru menimbulkan permasalahan secara psikologis, salah satunya adalah kecanduan. Menurut seorang ahli psikologis, Mahardika Supratiwi, seseorang yang terbiasa merasa bahagia atau memiliki tingkat dopamin tinggi saat mengakses gadget akan merasa tidak bahagia sehingga ia akan mengakses gadgetnya kembali. Hal ini akan terulang terus menerus hingga dapat dikatakan kecanduan.

Seseorang yang telah mengalami kecanduan gadget akan sulit membedakan dunia nyata dengan dunia maya yang ada di layar kacanya. Tapi ternyata ada metode khusus yang bisa diterapkan untuk mengurangi kecanduan akan gadget tersebut.

Dopamine Detox

Menurut Dika, Detox ialah upaya membersihkan racun-racun. Dalam hal ini adalah untuk membersihkan dopamin yang berlebihan atau rasa candu dari gadget. Dopamine detox bisa menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kecanduan gadget tersebut. Caranya adalah sebagai berikut.

Pertama, adalah komitmen. Seperti halnya seseorang yang sedang melakukan diet, tidak hanya melaksanakannya satu hari dua hari tetapi membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga perlu adanya komitmen untuk itu. Pada kasus kecanduan gadget maka ia harus membatasi penggunaan gadget dari hari per hari. Hal ini dilakukan dengan mengurangi porsi mengakses gadget.

Kedua, jauhi sumber yang menyebabkan peningkatan dopamin. Dalam hal ini yang diartikan sebagai sumber adalah gadget. Contohnya ketika mengerjakan tugas, maka jauhkan smartphone dari jangkauanmu. Hal ini disebabkan karena biasanya orang yang telah mengalami kecanduan gadget mereka akan cenderung memainkan gadget dibandingkan fokus mengerjakan tugasnya.

Ketiga, lakukan detox media sosial. Mungkin secara tak sadar waktu kita lebih banyak dihabiskan untuk scrolling media sosial di smartphone kita. Dengan mengurangi waktu penggunaan media sosial maka kita juga akan melakukan dopamine detox secara bersamaan.

Keempat, alihkan perhatian dari gadget. Carilah kesibukan lain yang tidak melulu menggunakan gadget di dunia nyata. Bisa dari hal sederhana seperti mengobrol bersama orang lain, membaca buku, berkebun, atau hal lain yang tidak perlu menggunakan gadget.

Kelima, mintalah bantuan orang lain sebagai pengingat. Katakan pada orang terdekatmu apabila kamu sedang melakukan dopamine detox sehingga mereka akan mengingatkanmu saat kamu mulai bermain gadget. Tentukan batasan juga pada dirimu saat akan mengakses gadget hingga screentime bisa berkurang dari waktu ke waktu sehingga tak lagi merasa kecanduan dengan gadget.

Beberapa dari mereka yang telah melakukan dopamine detox telah merasakan dampak positif yang ditimbulkan dari metode tersebut. Lala (22), pekerja kantoran yang telah melakukan dopamine detox mengatakan setelah melakukan dopamine detox menjadi lebih produktif, pikiran terasa lebih  ringan, lebih aware terhadap lingkungan sekitar, dan pekerjaan rumah dapat selesai tepat waktu.

Lala mengungkapkan, “Alasan aku melakukan dopamine detox, ya karena merasa sudah tidak produktif aja dengan kehidupan di dunia nyata. Aku merasa sangat ketergantungan dengan gadget.

Nah, dopamine detox ini penting untuk menghentikan rasa penasaran dan ketergantungan terhadap dunia maya atau sosial media,” ujarnya.

Di samping itu, Lala juga menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam melakukan dopamine detox. “Karena sekarang kan semua-semuanya harus lewat media sosial, ya, mulai dari komunikasi atau cari info-info,” ujarnya. Dalam melakukan dopamine detox, ia sempat bertahan dua minggu, lalu jadi rutinitas baru dan tidak mengalami ketergantungan lagi. Jadi dopamine detox-nya bisa dihentikan, digantikan dengan habit baru yg lebih produktif.

Selain Lala, ada satu lagi narasumber juga yang melakukan dopamine detox. Galuh, mengatakan bahwa penting melakukan dopamine detox. “Sebenarnya kita tidak perlu sesering itu tahu apa yang terjadi di dunia maya, ada kalanya butuh dopamine detox,” katanya. Salah satunya menurut Galuh, sangat membantu dalam mengurangi rasa insecure. Walaupun saat awal agak susah, ia lama kelamaan menjadi terbiasa. Galuh sendiri memiliki alasan melakukan dopamine detox yaitu karena fokus pada kegiatan sekolah. “Menurutku (dopamine detox) yang aku lakukan udah lumayan berhasil, sih, karena hampir satu bulan bisa menyelesaikan modul kuliah dengan lancar dan tidak ada intervensi atau pun buang waktu untuk scroll media sosial,” pungkasnya.

Pada intinya yang perlu dipersiapkan adalah niat dan alasan yang kuat untuk melakukan dopamine detox. Walaupun awalnya sulit, pada akhirnya akan merasakan dampak positif yang ditimbulkan dalam melakukan dopamine detoxDopamine detox dapat dimulai dari hal sederhana, seperti mengurangi salah satu penggunaan media sosial yang dimiliki.

Itulah beberapa fenomena kecanduan gadget dan tips untuk mengurangi kecanduan gadget. Tak ada yang tak mungkin jika kita mau berusaha. Dengan melakukan dopamine detox juga akan membantumu untuk lebih fokus ke sekitar dan tidak hanya mengandalkan gadget saja.




Comments

Popular posts from this blog

Resensi Video Klip ‘Pandora’ karya Mave Resensi Video Klip ‘Pandora’ karya Mave

Fenomena Salesperson Meresahkan : Apakah Data Pribadi Terjamin Aman?

Fenomena Pencurian Data Pribadi di Perspektif Hukum