Resensi Film “Missing (2023)” : Mencari Orang Hilang, Dengan Bantuan Teknologi

 Resensi Film “Missing (2023)” : Mencari Orang Hilang, Dengan Bantuan Teknologi

Penulis : Isyfina Tazki Hamida

Editor : Sabila Soraya Dewi


Judul Film : Missing

Produser Film : Aneesh Chaganty, Natalie Qasabian, dan Sev Ohanian

Sutradara Film : Nick Johnson dan Will Merrick

Pemain Film : Storm Reid, Nia Long, Megan Suri, Ken Leung, Daniel Henney, Amy Landecker, Tim Griffin, Joaquim de Almeida, dsb.

Durasi Film : 1 jam 51 Menit (111 menit)

Penulis Naskah : Nicholas D. Johnson dan Aneesh Chaganty

Produksi : Sony Pictures Releasing

Sinopsis Film

Missing (2023) menceritakan tentang June (Storm Reid) yang sedang kehilangan ibunya, Grace (Nia Long) di mana seharusnya ia telah selesai berlibur dari Colombia. Film ini dimulai dengan Grace dan pacarnya, Kevin, berpamitan kepada June untuk pergi berlibur. Namun, ketika sedang berpamitan, terlihat bahwa ada perasaan yang tidak menyenangkan baik antara June dengan ibunya maupun June dengan pacar ibunya.

Setelah mereka berangkat untuk berlibur, June bersikap acuh tak acuh dan lebih memilih bersenang-senang dengan temannya. Saat ibunya sedang berlibur, ponselnya tidak dapat digunakan untuk mengabari June sehingga dirinya mengabarkan lewat ponsel Kevin. Tidak ada hal yang janggal hingga pada hari akhir liburan di mana June seharusnya menjemput Grace dan Kevin di bandara. Akan tetapi, sosok Grace dan Kevin tidak pernah terlihat.

June pun segera melakukan segala cara untuk menemukan ibunya. Mulai dari melapor polisi, mengabari teman-teman terdekatnya serta teman-teman dekat ibunya, menggunakan jasa dari negara lain, bahkan hingga memasuki akun pribadi ibunya dan pacar ibunya. Namun, ketika sedang melakukan banyak pencarian informasi, June menemukan banyak rahasia yang disembunyikan ibunya dari dirinya. Hal ini membuat June menjadi berpikir bahwa dirinya tidak mengenal ibunya.

Selain kesulitan menemukan di mana lokasi ibunya hilang, June sendiri harus menghadapi masalah lain. Seperti di mana saat June sedang bersedih karena kehilangan ibunya, ada seseorang yang menganggap bahwa ini hanya berita bohong atau sebuah konspirasi dan kemudian menyebarkan berita tersebut hingga membuat live podcast.

Film ‘Missing’ menggambarkan bahaya sekaligus bergunanya teknologi dengan sangat baik. Berdasarkan film ini kita dapat menangkap pelajaran bahwa jejak digital dapat berpengaruh, bisa baik maupun buruk tergantung apa yang kita 'rekam' dengan media kita. Hal yang sangat menarik dari film ini adalah penggunaan genre screenlife atau film layar komputer. Ya, film ini mengangkat genre penceritaan visual di mana semua peristiwa ditampilkan pada layar komputer, tablet, atau pun smartphone. Hal yang unggul dalam screenlife film ini adalah penggunaan berbagai macam produk digital mulai dari penayangan berita, video YouTube, berbagai macam media sosial mulai dari iMessage yang sekedar untuk mengirim pesan, hingga Snapchat dan Instagram dimana kita dapat mengunggah keseharian kita dengan tulisan dan beragam stiker.

Tidak hanya itu, meskipun karakter utama dan teman-temannya diceritakan memiliki berbagai macam produk Apple, baik dari komputer yang menjadi pusat perhatian dari film ini hingga ponsel untuk kegiatan sehari-hari, film ini juga bisa menceritakan dari sudut pandang orang yang tidak menggunakan produk Apple. Salah satu bukti dari kedetailan ini adalah pada saat June, sang karakter utama, sedang menggunakan layanan luar negeri yaitu Colombia yang bernama TaskRabbit. TaskRabbit merupakan sebuah aplikasi di mana seseorang dapat menjual jasa yang ia miliki. Jasa yang dimiliki tiap orang pun beragam dan upah yang diberikan beragam. Ketika June telah memilih jasa seseorang dirinya segera melakukan 'Facetime' dengan orang tersebut yang bernama Javier. Javier mengatakan dirinya tidak dapat melakukan Facetime dan secara tersirat penonton dapat mengetahui bahwa produk ponsel yang digunakan Javier berbeda dengan produk ponsel yang digunakan June. Agar dapat berkomunikasi, Javier menyarankan June untuk menginstal aplikasi Whatsapp. Aplikasi Whatsapp sendiri jarang digunakan masyarakat Amerika Serikat dikarenakan seringnya menggunakan produk Apple yang telah menyediakan fitur iMessage.

Tidak hanya detail Whatsapp atau pun iMessage, hal yang membuat film ini menjadi intens dan terlihat benar-benar terjadi adalah detail-detail teknologi lainnya. Mulai dari mengisi captcha, lagging dari apps atau internet lemot, sampai typo saat chat digambarkan dengan sangat baik dan terlihat natural. Kemampuan menggambarkan detail dengan sangat baik tentunya tidak dapat berhasil apabila kualitas yang diperlihatkan rendah. Namun, Missing dapat memperlihatkan kedetailan penyesuaian ratio layar yang lengkap dengan kualitas gambar berbeda frame by frame.

Film Missing (2023) yang disutradarai oleh Nick Johnson dan Will Merrick berhasil menggambarkan berbahayanya sebuah teknologi apabila kita semena-mena menggunakannya tapi juga menggambarkan betapa bermanfaatnya teknologi.

Film ini dapat ditonton oleh anak berusia 13 tahun ke atas, tetapi harus dalam pendampingan orang tua. Sasaran dari film ini adalah mereka yang sering menggunakan teknologi dan internet mulai dari anak berusia 17 hingga orang tua yang bahkan belum melek teknologi.

Comments

Popular posts from this blog

Fenomena Salesperson Meresahkan : Apakah Data Pribadi Terjamin Aman?

Fenomena Pencurian Data Pribadi di Perspektif Hukum

Perlunya Inovasi Untuk Memenangkan Perdagangan Internasional